Laman

Jumat, 07 Februari 2014

Semester II-Ternyata Adam Dilahirkan



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirot Allah SWT, yang telah memberikan rahmat sehingga kami (penulis) bisa menyelesaikan tugas resume buku karya Agus Mustofa dengan judul “Ternyata Adam Dilahirkan”.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada beliau Nabi Muhammad Ibnu Abdillah yang telah mengangkis kita semua dari alam kebodohan menuju lautan ilmu seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Kami (penulis) mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut andil membantu demi terselesainya resume ini, dan kepada dosen pembimbing kami Yongky Yolis Nata, S.HI, M.PdI.
            Sebagai umat manusia, yang tidak mungkin luput dari yang namanya salah, untuk itu kami (penulis) mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam tulisan maupun dalam susunan.
            Dan kami (penulis) mohon juga kesedian para pembaca untuk sudi kiranya memberikan kritik dan saran,  dengan tujuan agar lebih baik lagi dalam penyusunan berikutnya.
    

Pamekasan, 17 April 2013



Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PEMBAHASAN
1.1  Resume............................................................................................ 1
1.2  Membantah Pemikiran Agus Mustofa............................................. 2
BAB II
        2.1 Kesimpulan....................................................................................... 4
              Daftar Pustaka.................................................................................. 5

BAB I
PEMBAHASAN
1.1.    Resume
           Serial diskusi tasawwuf modern kali ini, Agus Mustafa kembali menghadirkan buku yang sangat  kontrovesial. Tidak main-main, beliau memberikan nama judul bukunya dengan “Ternyata Adam Dilahirkan”. Menjadikan simpang siur pemahaman tentang penciptaan Adam meskipun sama-sama bersumber pada Al-Qur’an.
           Menurut penulis buku ini, kebanyakan umat Islam tidak mengambil ayat-ayat Al-Qur’an secara utuh dan holistik yang akhirnya memunculkan pemahaman yang sepotong-potong.
           Pembahasan di dalam buku ini, Agus, mengajak seluruh pembaca untuk kembali membuka tirai gelap proses penciptaan Adam dan Hawa yang juga tertuang dalam Al-Qur’an. Dengan harapan tidak bersikap apriori terlebih dahulu terhadap sudut pandang baru dalam memahami hal ini.
           Pemahaman  Al-Qur’an yang kebenarannya tidak diragukan lagi seraya dibuktikan pula dngan penemuan-penemuan ilmiah termuktahir yang selama ini justru diperoleh oleh ilmuwan-ilmuwan non-muslim.
           Tidak dapat terelakkan lagi memang, perdebatan sengit seputar asal-usul kehidupan makhluk hidup tidak akan pernah padam sepanjang sejarah manusia masih terus berlangsung. Akan tetapi setidaknya akan terus hanya terdapat dua kelompok besar dalam hal ini. Pertama adalah kelompok agamawan dan yang kedua adalah kelompok ilmuwan. Pada masing-masing kelompok juga tentunya terbagi dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
           Secara umum, kebanyakan umat Islam memiliki pandangan bahwa Allah menciptakan manusia pertama dari tanah dengan mengucapkan “kun“. Maka seketika itu pula terciptalah Adam. Sedangkan Hawa (istrinya) diciptakan dari tulang rusuk dari dirinya yang kemudian diucapkan pula oleh Allah “kun“.
           Padahal, hasil penelusuran penulis buku ini, Al-Qur’an tidak pernah menyebut bahwa Adam sebagai manusia pertama dan Hawa manusia kedua yang diciptakan setelah Adam. Banyak ayat dalam Al-Qur’an jutsru memberi indikasi kuat bahwa Adam dan Hawa adalah salah satu dari sekian banyak species manusia yang telah ada pada waktu itu. Misalnya dalam QS. Al-A’Raaf (7) ayat 10-11. begitu pula dalam QS. Ali Imran (3) ayat 33 dan masih banyak lagi dalam beberapa ayat-ayat lainnya.
1.2  Membantah Pemikiran Agus Mustofa
           Menyimak dari pemikiran atau dalil-dalil yang dikemukakan Agus, itu hanya penafsiran dia saja bahwa Nabi Adam itu dilahirkan. Jadi, kalau Agus tidak punya background ilmu tafsir, pendapatnya ini bisa saja diabaikan. Sangat jauh berbeda jika yang mengatakannya ahli tafsir. Tetapi, tidak apa kita bedah sedikit untuk memperlihatkan kebenaran dan kekeliruannya.
           Menurut Agus terkutib didalam bukunya ada kalimat, “Menurut penulis buku ini, kebanyakan umat Islam tidak mengambil ayat-ayat Al-Qur’an secara utuh dan holistik yang akhirnya memunculkan pemahaman yang sepotong-potong.” kata “kebanyakan umat Islam” bisa termasuk di dalamnya para ulama. Jika para ulama dimasukkan ke dalamnya, sehebat apakah Agus Mustofa sehingga dia merasa bahwa para ulama tidak mengambil ayat-ayat al-Quran secara utuh dan holistik.
           Jika mengambil istilah “utuh”, berarti juga mengambil istilah “kaffah”. Apakah hukum Islam sudah ditegakkan oleh Agus? Apakah Agus juga menghendaki sistem Islam berjalan di Indonesia? Kalau Agus memang sangat menginginkan penerapan Islam dalam seluruh kehidupan, sah-sah saja Agus berkata seperti itu. Tapi kalau tidak, ya dia menganut pemikiran Yahudi. Karena orang Yahudi itu mengambil ayat yang satu dan membuang ayat yang lain. Menurut orang Yahudi, ayat yang lain itu tidak berguna baginya. Seharusnya, masalah ini juga menjadi renungan buat Agus sendiri.
           Mengenai Siti Hawa yang diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. hadits ini sudah menjadi jumhur mufassirin atau kesepakatan ahli tafsir.
           Ayat yang berhubungan dengan penciptaan Adam mengatakan bahwa Adam diciptakan dari tanah, sedangkan ayat lain yang berhubungan dengan bani (keturunan) Adam mengatakan bahwa manusia diciptakan dari air mani yang hina (sperma), Ini saja sudah membuktikan bahwa Nabi Adam As. itu berbeda dengan keturunannya yang jelas-jelas dilahirkan. Sesuai dengan ayat: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka.” (QS. al-A’raf: 172).
           Tidak ada ayat yang secara tegas berbunyi bahwa Nabi Adam dilahirkan sebagaimana ada ayat yang tegas mengatakan bahwa keturunan Nabi Adam itu dilahirkan. Lihat juga QS. al-Hijr: 26, al-A’raf: 12, al-Isra: 61, Shaad: 71.
            Tentang keturunan Adam diciptakan dari “air mani” dapat dibaca pada QS. al-Ma’arij: 39, al-Mursalat: 20, al-Haj: 5, al-Kahfi: 37, al-Mu’minun: 12-14, Fathir: 11, Yasin: 77, an-Najm: 46. Dan hal ini tentunya bertentangan dengan  bukunya yang di dalamnya tertulis kalimat “penelusuran penulis buku ini, Al-Qur’an tidak pernah menyebut bahwa Adam sebagai manusia pertama dan Hawa manusia kedua yang diciptakan setelah Adam. Banyak ayat dalam Al-Qur’an jutsru memberi indikasi kuat bahwa Adam dan Hawa adalah salah satu dari sekian banyak species manusia yang telah ada pada waktu itu. Jadi apakah sudah lebih hebat dari seorang mufasirin sehingga dia berani mengatakan pendapat demikian?.
            Dari semua pemikiran Agus tersebut dapat lemahkan dengan satu ayat. “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ‘Jadilah’ (seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS. Ali Imran: 59). Mengapa Allah menurunkan ayat ini? Bacalah ayat-ayat sebelumnya. Ayat-ayat itu membantah tentangketuhanan Isa (Yesus). Jika memang Yesus itu Tuhan atau anak Tuhan karena tidak memiliki bapak, bagaimana dengan Adam yang tidak memiliki bapak dan ibu? Tentu dalam hal ini Adam lebih hebat daripada Yesus dan belum terdengar di telinga kalau ada orang yang menuhankan Adam. Jadi, dari ayat ini secara tegas dapat di ambil kesimpulan “Nabi Adam Tidak Dilahirkan Tetapi Diciptakan Dari Tanah.”







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Dari hasil resume dapat kami ambil sebuah kesimpulan bahwasanya Nabi Adam Tidak Dilahirkan Tetapi Diciptakan Dari Tanah. Diperkuat dengan firman Allah:
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ‘Jadilah’ (seorang manusia), maka jadilah dia.” (QS. Ali Imran: 59).
           Jadi sangat bertentangan dengan pemikiran Agus Mustofa yang berpendapat bahwa sanya “Al-Qur’an tidak pernah menyebut bahwa Adam sebagai manusia pertama dan Hawa manusia kedua yang diciptakan setelah Adam. Banyak ayat dalam Al-Qur’an jutsru memberi indikasi kuat bahwa Adam dan Hawa adalah salah satu dari sekian banyak species manusia yang telah ada pada waktu itu. Misalnya dalam QS. Al-A’Raaf (7) ayat 10-11. begitu pula dalam QS. Ali Imran (3) ayat 33 dan masih banyak lagi dalam beberapa ayat-ayat lainnya.












Daftar Pustaka
Muhammad Nawawi Al-Jawi, Tafsir Munir. Surabaya: Al-Hidayah.
Al Jalaluddin Muhammad Bin Muhammad, Tafsir Jalalin,Jakarta: Al-Haromain.
Tafsir At-Tobarri.


3 komentar:

  1. Adam dan Hawa diahirkan kembar oleh basyar (orang) generasi pertama yang tercipta dari air. Sedang Adam adalah basyar (orang) generasi kedua yang berpredikat Insan (manusia) pertama.

    BalasHapus
  2. Adam dan Hawa diahirkan kembar oleh basyar (orang) generasi pertama yang tercipta dari air. Sedang Adam adalah basyar (orang) generasi kedua yang berpredikat Insan (manusia) pertama.

    BalasHapus
  3. Adam dan Hawa diahirkan kembar oleh basyar (orang) generasi pertama yang tercipta dari air. Sedang Adam adalah basyar (orang) generasi kedua yang berpredikat Insan (manusia) pertama.

    BalasHapus