KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puja - puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, yang telah memberikan Taufik,
Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami (penulis) bisa menyelesaikan makalah dengan
judul “Kedudukan Media Dalam Pembelajaran”
Kidung – kidung pujian semoga tetap mengalir deras kepada
sang revolusioner dunia yaitu pendobrak kebodohan, beliau Muhammad Ibnu
Abdillah yang telah mengangkis kita semua dari alam jahiliyah menuju alam
ilmiah seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Kami (penulis) berterima
kasih kepada pihak yang ikut berperan dalam pembuatan makalah ini , dan
kepada dosen pembimbing kami yaitu R. Kholisol Muchlis, M.Pd.I , semoga makalah ini bermanfaat dan juga bias
menjadi tatanan dalam kehidupan masyarakat khususnya bagi kami
(penulis). Amien.
Sampang, 26 Maret 2014
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR
ISI................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................
1
1.2
Tujuan...............................................................................................
1
1.3
Rumusan masalah.............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Filsafat............................................................................
3
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.......................................................................................
8
3.2
Saran.................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Media
pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar,
dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar
dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan
guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode
pembelajaran.
Pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan
bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana cara mengetahui pentingnya
kedudukan media dalam pembelajaran?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui begitu pentingnya
suatu kedudukan media dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran
Sebelum mengetahui tentang kedudukan media dalam
sistem pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui 5 hal yang harus ada
dalam sistem pembelajaran, yaitu :
1. Tujuan yaitu sesuatu yang akan
dicapai melalui proses pembelajaran yang akan dijalankan.
2. Materi adalah sesuatu yang dijadikan
sebagai sarana untuk mengantarkan siswa untuk sampai ketujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
3. Metode, yaitu cara yang akan
digunakan dalam mempermudah penyampaian materi guna pencapaian tujuan.
4. Media. Setelah ditentukan metode,
maka akan diketahui media yang tepat digunakan sesuai dengan metode yang akan
dijalankan. Sehingga media tersebut akan mempermudah dalam menjalankan metode
yang telah dipilih. Media yang baik dalam pembelajaran adalah media yang dapat
memaksimalkan indera yang dipakai siswa.
5. Evaluasi. Selanjutnya setelah semua
dijalankan, untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai atau
belum diadakan evaluasi.
Dari uraian tersebut, jelas bahwa media
merupakan salah satu hal yang penting dalam sistem pembelajaran. Media berasal
dari bahasa latin “medius” yenng berarti tengah, perantara atau pengantar.
Sedangkan dalam bahasa arab “wasaail” yang berarti pengantar pesan dari
pengirim ke penerima.
2.2 Kedudukan
Media Pembelajaran dan Landasan Penggunaannya
Pada umumnya kedudukan Media Pembelajaran berfungsi sebagai
alat perantara atau alat pengatur pesan dalam kegiatan pembelajaran yaitu
memberikan stimulus kepada siswa agar siswa dapat memahami materi yang
disampaikan guru, dari konsep-konsep yang masih abstrak menjadi gambaran yang
lebih konkrit. Sikap dan perilaku seseorang juga akan mengalami perubahan
setelah mereka mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Penggunaan media
dalam pembelajaran “fiqih” akan membantu siswa memperoleh pengetahuan dan
pengalaman baru lewat materi yang disampaikan oleh guru dibandingkan dengan
jika guru hanya melakukan pendekatan verbal.
Pada kedudukannya,
Media Pembelajaran memiliki beberapa landasan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1)
Landasan Psikologis
Beberapa teori yang digunakan dalam landasan psikologis
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Teori psikologis Brurner
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi
melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, diantaranya
yaitu:
·
tahap pengalaman
langsung (Eractive), merupakan tahap individu berupa memahami lingkungan dengan
melakukan aktifitas.
·
tahap Pictoria
(Ekonit), tahap individu melihat dunia melalui gambar dan menvisualisasi
verbal.
·
tahap simbolik, tahap
dimana individu mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi
bahasa dan logika berpikirnya.
b.
Teori kerucut pengalaman Edgar Dale
Kerucut pengalaman ini merupakan salah satu gambaran yang
dijadikan landasan teori dalam penggunaan media pembelajaran selain dari ketiga
tahap pengalaman Bruner.
Edgar Dale mengklasifikasikan pengalaman belajar anak mulai dari hal-hal
yang dianggap paling abstrak. Klasifikasi pengalaman tersebut lebih dikenal dengan-kerucut
pengalaman, yang terdiri dari 11 macam klasifiksi media pengajaran seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
c.
Teori Behavourisme
Teori behavourisme atau teori tingkah laku ini menganggap
bahwa segala kejadian dilingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang dan
akan memberikan pengalaman tertentu dalam dirinya, dan teori ini menganggap
perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma S-R(stimulus respon)
yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap apa yang datang
dari luar diri individu.
Penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar yang
digunakan secara sistematis dalam kegiatan pembelajaran juga dapat memberikan interaksi antara pengalaman
baru dan pengalaman sebelumnya, sehingga terjadi perubahan pada anak didik.
Pemerolehan pengetahuan, perubahan sikap dan ketrampilan
dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang
pernah dialami sebelumnya. Tingkat pemerolehan hasil belajar seperti yang
digambarkan oleh Dale(1969) sebagai proses komunikasi. Proses pembelajaran
dapat berhasil-dengan baik apabila siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat
inderanya. Semakin benyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan
mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan
dipahami serta dipertahankan dalam ingatan.
Perbandingan pemerolehan hasil belajar melalui indera
pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 80% hasil
belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 15% diperoleh
melalui indera dengar dan 5% lagi dari indera yang lainnya.
2)
Landasan
Filosofis
Ada suatu
pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru
di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi.
Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi
dehumanisasi. Meskipun pada dasarnya dengan adanya berbagai media pembelajaran
justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan media yang sesuai
dengan karakteristik pribadinya, dengan begitu harkat kemanusiaan siswa lebih
dihargai dengan diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara ataupun
alat belajar sesuai kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak
berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu
muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses
pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki
keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda
dengan yang lain,maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak,
proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
3)
Landasan
Psikologis
Dengan
memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan
media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media di samping memperhatikan kompleksitas dan
keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal
agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Kajian psikologis
menyatakan-bahwa anak akan lebih mudah mempelajarai hal yang konkrit ketimbang
yang abstrak.
4)
Landasan
Teknologis
Teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran
merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,
melaksankan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam
situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam
teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk kesatuan
komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi desain
atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi
system pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang,
bahan, media, peralatan, tehnik, dan latar.
5)
Landasan
Empiris
Temuan-temuan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan mediam yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar visual akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih
suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah
guru. Akan kebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut
jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris
tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
anak didik, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
2. 3 Macam-macam Kedudukan Media Pembelajaran
a) Kedudukan Media Pembelajaran Berdasarkan
Karakteristiknya
Kemajuan
di bidang teknologi pendidikan, maupun teknologi pembelajaran, menuntut
digunakannya berbagai media pembelajaran serta peralatan-peralatan yang semakin
canggih. Boleh dikatakan bahwa dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia
media, di mana kegiatan pembelajaran telah bergerak menuju dikuranginya sistem
penyampaian bahan pembelajaran secara konvensional yang lebih mengedepankan
metode ceramah, dan diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern
yang lebih mengedepankan peran siswa dan pemanfaatan multimedia.
Setiap
jenis media memiliki karakteristik masing-masing dan menampilkan fungsi
tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran
media belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka
pada media-media belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu metode
tertentu sesuai dengan karakteristik dan
fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokkan itu penting untuk memudahkan
para pendidik dalam memahami sifat media dan dalam menentukan media yang cocok
untuk pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu.
Menurut
Scharmm, kita dapat melihat media menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup
sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Jadi antara
klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan
yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.
b) Kedudukan Media Pembelajaran di Dunia
Pendidikan
Belajar melalui stimulus visual membuahkan
hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali,
mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Belajar melalui
stimulus verbal membuahkan hasil yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan
ingatan yang berurut-urutan. Belajar dengan menggunakan indera ganda(pandang
dan dengar) akan memberikan keuntungan bagi siswa.
Dengan menggabungkan beberapa media akan
memberikan pengalaman yang mencerminkan suatu pengalaman belajar dalam
kehidupan sehari-hari. Suatu pengalaman belajar akan diperoleh karena adanya
penggabungan aneka media itu-hingga menjadi satu kesatuan kerja yang
meghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi;
artinya informasi bahkan tidak hanya dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan
juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan
minat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajian.
Kita sekarang berada dalam suatu era
informasi, yang ditandai dengan tersedianya informasi yang makin banyak dan
bervariasi., tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, serta
tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu singkat. Media telah
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, walaupun dalam derajat yang
berbeda-beda.Di negara-negara yang telah maju media telah mempengaruhi
kehidupan hampir sepanjang waktu. Bahkan seorang arsitek Amerika terkemuka,
Buckminster Fuller dalam Haney & Ulmer menyatakan bahwa media adalah orang
tua ketiga(guru adalah orang tua kedua). Di indonesia kecenderungan ke arah itu
sudah mulai tampak, dengan telah diudarakannya oleh pihak swasta “Televisi
Pendidikan” mulai tahun 1991, yang disiarkan ke seluruh pelosok tanah air.
Dengan konsepsi yang makin mantap, kedudukan
media dlm dunia pendidikan tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan
sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran guru yang sesuai dengan
kebutuhan siswa. Dengan demikian seorang guru dapat memusatkan tugsnya
pada aspek-aspek lain seperti pada
kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan pembelajaran.
2.4 Kedudukan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar
Dalam
proses belajar-mengajar media pembelajaran memiliki kedudukan diantaranya
sebagai berikut:
a.
Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat
pengajar menyampaikan pelajaran.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam
kedudukannya seperti halnya diatas jelas telah memberikan manfaat besar bagi
anak didik. Disatu pihak akan memudahkan dalam memahami materi pelajaran yang
sedang diajarkan karena siswa secara langsung dapat berinteraksi dengan objek
yang menjadi bahan kajian. Sedangkan dipihak lain, penggunaan media pengajaran
dapat mewakili sesuatu yang tidak dapat disampaikan guru melalui komunikasi
verbal, sehingga kesulitan siswa memahami konsep dan prinsip tertentu dapat
diatasi. Bahka dengan kehadiran media diakui dapat melahirkan umpan balik yang
baik dari siswa.
b.
Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk
dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh siswa dalam proses belajarnya dan
pengajar bisa menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar
siswa
Penggunaan
media pengajaran dalam pembelajaran khususnya pada materi pelajaran yang
bersifat abstrak yang sukar dicerna dan dipahami oleh setiap siswa
terutama materi pelajaran yang rumit dan kompleks sangat perlu dilakukan. Hal
ini terkait dengan materi pelajaran yang di dalamnya terdapat
sejumlah konsep-konsep yang masih bersifat abstrak, misalnya
untuk-menjelaskan sistem peredaran darah pada manusia, proses terjadinya
hujan, proses terjadinya gerhana matahari, dan lain-lain. Di mana kadang-kadang
untuk menjelaskan dan menggambarkannya melalui kata-kata sangat sulit,
siswa pun sulit untuk memahaminya. Dengan media pengajaran seperti itulah
kemudian guru memberi waktu pada siswanya untuk memecahkan masalah yang ia
lihat berdasarkan teori yang ada. Oleh karena itu, media berkedudukan sebagai
sarana yang dipergunakan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik,
memperdekat dan memperlancar jalan kearah pencapaian tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan
memperhatikan kedudukan media dalam pembelajaran yang dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa segala alat pengajaran yang digunakan untuk membantu guru
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar mengajar
sehingga memudahkan pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.
Media pembelajaran di sekolah digunakan dengan tujuan antara lain sebagai
berikut:
1. Memberikan kemudahan
kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, dan keterampilan
tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut sifat bahan ajar.
2. Memberikan
pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat dan motivasi peserta
didik untuk belajar.
3. Meningkatkan kualitas belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
·
Dimyati dan Mudjiono.
2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar