KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puja - puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, yang telah memberikan Taufik,
Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami (penulis) bias membuat resume dalam bentuk
makalah dengan judul “Pengertian Filsafat”
Kidung – kidung pujian semoga tetap mengalir deras kepada
sang revolusioner dunia yaitu pendobrak kebodohan, beliau Muhammad Ibnu
Abdillah yang telah mengangkis kita semua dari alam jahiliyah menuju alam
ilmiah seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Kami (penulis) berterima
kasih kepada pihak yang ikut berperan dalam pembuatan makalah ini , dan
kepada dosen pembimbing kami yaitu Moh. Kholil M.Fil.i, semoga makalah ini bermanfaat dan juga bias menjadi
tatanan dalam kehidupan masyarakat khususnya bagi kami (penulis). Amien.
Pamekasan 6 September
2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................
i
DAFTAR
ISI................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................
1
1.2
Tujuan...............................................................................................
1
1.3
Rumusan masalah.............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Filsafat............................................................................
3
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan.......................................................................................
8
3.2
Saran.................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Fenomena
yang terjadi dikalangan masyarakat pada saat ini benar – benar harus kita
perbaiki bersama, karena zaman telah berputar tidak lagi mengikuti pemikiran
seperti biasanya, akan tetapi mengikuti arus yang semakin merajalela dan
menjurumuskan manusia kedalam hal – hal yang tidak semestinya (tidak wajar)
untuk itu perlu sebuah pemahaman kepada setiap individu dengan tujuan agar
tercipta manusia yang sempurna yang bias memilih dan memilah antara yang baik
dan yang benar.
Agar bias
mendobrak kebobrokan itu, manusia memerlukan yang namanya “pengertian filsafat”
karena dengan memahami dan mengkaji hal tersebut, perubahan akan terjadi
sedikit demi sedikit dalam roda perputaran hidup manusia, maka kami (penulis)
rasa sangatlah penting untuk mengkaji hal tersebut.
1.2
Rumusan masalah
Adapun masalah yang akan menjadi bahasan
dalam makalah ini yaitu Pengertian filsafat
1.3 Tujuan
Adapaun tujuan dari pembuatan makalah ini dalam beberapa
poin berikut ini:
a)
Menambah wawasan bagi kami khususnya
b)
Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah filsafat
c)
Bisa memperdalam apa itu pengertian filsafat
d) Dibedakan
antara filsafat dengan pandangan hidup
e)
Filsafat dipelajari secara akademis
f)
Filsafat dapat diartikan juga “Berfikir
Reflektif”
g) Filsafat
adalah berfikir dengan sadar yang mengandung pengertian secara teliti dan
teratur sesuai dengan aturan dan hokum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Filsafat
Kata ”filsafat” berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu
dari kata ”philos” dan ”sophia”. Philos artinya cinta yang
sangat mendalam, dan sophia artinya
kearifan atau kebijakan. Jadi, artinya filsafat secara harfiah adalah cinta
yang sangat mendalam terhadap kearifan dan kebijakan. Istilah filsafat sering
dipergunakan secara populer dalam kehidupan sehari – hari, baik secara
sadar maupun tidak sadar. Dalam
penggunaan secara populer, filsafat dapat di artikan sebagai suatu pendirian hidup (individu), dan
dapat juga disebut sebagai suatu pandangan
hidup (masyarakat). Secara populer misalnya kita sering mendengar : ”saya tidak suka terhadap filsafat anda
tentang bisnis”, ”Pancasila merupakan satu –satunya falsafah hidup abangsa
Indonesia”. Henderson (1959 : 16) mengemukakan : ” Populary philosophy means one’s general view of life of men, of
ideals, and of values, in the sense everyone has a philosophy of life”.
Di jerman dibedakan antara filsafat dengan pandangan
hidup (weltanschaung). Filsafat
diartikan sebagai suatu pandangan kritiss yang sangat mendalam sampai ke akar –
akarnya. Dalam pengertian lain, filsafat diartikan sebagai interpretasi atau
evaluasi terhadap apa yang penting atau apa yang berarti dalam kehidupan.
Dipihak lainada yang beranggapan bahwa filsafat sebaga cara berfikir yang
kompleks, suatu pandangan yang tidak memiliki kegunaan praktis. Adapula yang
beranggapan, bahwa para filosof telang bertanggung jawab terhadap cita – cita
dan kultur masyarakat tertentu. Seperti halnya
Karl Marx dan Federick Engels telah menciptakan komunisme. Thomas
Jefferson dan John Stuart Mill telah mengembangkan suatu teori yang dianut dalam masyarakat demokratis. John
Dewey adalah peletat dasar kehidupan pragmatis di Amerika.
Filsafat dapat dipelajari secara akademis, diartikan
sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar – akarnya (radix) mengenai segala sesuatu yang ada
(wujud). Philosophy means the attempt to
conceive and present inclusive and systematic views of universe and man’s in
it”. (Henderson, 1959 : 16). Demikian Henderson mengatakan. Filsafat
mencoba mangajukan suatu konsep tentang alam semesta secara sistematis dan
inklusif dimana manusia berada didalamnya. Oleh karena itu, filosof lebih
sering menggunakan intelegensi yang tinggi dibandingkan dengan ahli sains dalam
memecahkan maslah – masalah hidupnya.
Filsafat dapat diartikan juga sebagai ”Berfikir reflektif
dan kritis” ( reflektif and critical
thinking ). Namun, Randall dan Buchler mengemukakan bahwa definisi tersebut
tidak memuaskan karena beberapa alasan, yaitu: 1) tidak menunjukkan
karakteristik yang berbeda antara berfikir da filosofi dengan fungsi – fungsi
kebudayaan dan sejarah, 2) para ilmuwan juga berfikir reflektif dan kritis,
padahal atara sains dan filsafat berbeda, 3) ahli hukum, ahli ekonomi, juga ibu
rumah tangga sewaktu – waktu berfikir reflektif dan kritis, padahal mereka
bukan filosofif atau ilmuwan.
Dalam Al-Qur’an dan budaya Arab terdapat istilah ”hikmat” yang berarti arif atau bijak. Filsafat
itu sendiri bukan hikmat, melainkan cinta yang sangat mendalam terhadap hikmat.
Dengan pengertian tersebut, maka filosof adalah orang mencintai dan mencari
hikmat dan berusaha mendapatkannya. Menurut Al-Syaibany (1979), hikmat
mengandung kematangan pandangan dan pikiran yang jauh, pemahaman dan pengamatan
yang tidak dapat dicapai oleh pengetahuan saja. Dengan hikmat filosof akan
mengetahui pelaksanaan pengetahuan dan melaksanakannya.
Selanjutnya Al-Syaibany mengemukakan bahwa hikmat yang
dicintai oleh filosof dan selalu mencapainya mengandung 5 unsur, yaitu universal,pandangan yang luas, cerdik,
pandangan perenungan (meditatif, spekulatif), dan mengetahui pelaksanaan
pengetahuan yang disertai dengan tindakan yang baik. Jadi, filosof atau
orang arif memiliki pandangan yang serba mungkin sebatas kemampuannya. Oleh
sebab itu, ia memperhitungkan segala pandangan yang mungkin. Ia tidak akan puas
dengan satu aspek atau satu pengalaman saja. Filosof akan memperhatikan semua
aspek pengalaman manusia. Ia memiliki keistemewaan. Pandangannya luas sehingga
memungkinkan ia melihat segala sesuatu secara menyeluruh, memperhitungkan tujua
yang seharusnya. Ia akan melampaui batas – batas yang sempit dari perhatian
yang khusus dan kepentingan individual.
Harold Titus (1959) mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit maupun
arti luas. Dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan
dengan metedologi atau analisis bahasa secara logis dan analisis makna – makna.
Filsafat diartikan sebagai ”science of
science”, dimana tugas utamanya memberi analisis secara kritis terhadap
asumsi – asumsi da konsep – konsep sains, mengadakan sistematika atau
pengorganisasian pengetahuan. Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat
mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda – beda dan menjadikan
suatu pandangan yang komprehensif, tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
Pada bagian lain Harold Titus mengemukakan makna
filsafat, yaitu:
(1)
Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam
semesta;
(2)
Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif, dan
penelitian penalaran;
(3)
Filsafat adalah suatu perangkat masalah – masalah;
(4)
Filsafat adalah seperangkat teori dari sistem
berfikir.
Berfisafat
merupakan salah satu kegiatan manusia memilik peran yang penting dalam
menentukan dan menemukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan berusaha untuk mencapai kearifan
dan kebijakan. Kearifan merupakan buah yang dihasilkan filsafat dari usaha
mencapai hubungan – hubungan antara berbagai pengetahuan, dan menentukan
implikasinya baik yang tersurat maupun tersirat dalam kehidupan.
Berfisafat
berarti berfikir, tetapi tidak semua berfikir
dapat dikategorikan berfisafat. Berfikir yang dikategorikan berfisafat adalah
apabila berfikir tersebut mengandung tiga ciri, yaitu radikal, sistematis, dan
universal. Seperti dijelaskan oleh Sidi Gazalba (1973:43):
Berfikir radikal, berfikir sampai ke akar –
akarnya, tidak tanggung – tanggung, sampai pada konsekuensi terakhir. Berfikir
tidak separuh – separuh, tidak terhenti di jalan, tetapi sampai ke ujungnya.
Berfikir sistematis ialah berfikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah
dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawanb dan saling
hubungan yang teratur. Berfikir universal tidak berfikir khusus, yang hanya
terbatas kepada kebagian – bagian tertentu, melainkan mecakup keseluruhan.
Berfilsafat
adalah berfikir dengan sadar, yang mengandung pengertian secara teliti dan
teratur, sesuai dengan aturan dan hukum – hukum berpikir yang berlaku. Berfikir
filosofi harus dapat menyerap secara keseluruhan apa yang ada pada alam
semesta, tidak sepotong-sepotong.
Dari
uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan
berfikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebikajan dan kearifan. Filsatat
berusaha merenungkan dan membuat garis besar dari masalah – masalah dan
peristiwa – peristiwa yang pelik dari pengalaman ummat manusia. Dengan kata
lain filsafat sampai merangkum (sinopsis) tentag pokok – pokok yang
ditelaahnya.
Kata
– kata filsafat atau falsafat menjadi bahasa indonesia yang
terpakai melalui bahasa Arab. Kata filsafat itu menjadi bahasa Arab yang baku pada masa
keemasan kebudayaan islam sesudah ilmu pengetahuan dan budaya Yunani masuk
kedalam dunia Islam. Oleh karena itu kata filsafat
belum dikenal pada waktu Nabi masih hidup. Itulah sebabnya kata tersebut tidak
terdapat dalam Al Qur’an maupun dalam sunnah. Tidak terdapatnya kata filsafat dalam dua sumber itu tidaklah
berarti bahwa Al Qur’an dan sunnah tidak mengenal apa yang dimaksud filsafat
itu. Dalam kedua sumber itu dikenal kata lain yang sama maksudnya dengan itu
yaitu hikmah.
Kata
filsafat secara etimologis bersal
dari rangkain kata philein yang
berarti cinta dan sophos yang berarti
hikmah. Dengan demikian filsafat berarti
cinta hikmah.
Kata
hikmah yang terdapat dalam artian etimologis dari
filsafat cukup populer dikalangan Arab. Kata hikmah itu terdapat dalam 20 ayat
Al Qur’an. 10 Ayat menempatkan kata hikmah
beriringan langsung sesudah kata
al-Kitab (Al Qur’an) yang berarti Al Qur’an memberikan kedudukan yang
tinggi kepada hikmah.
Para
ahli memahami hikmah itu sebagai ”paham yang mendalam tentang agama”. Hikmah
itu pulalah yang diberikan Allah kepada filosof yang bernama luqman. (Luqman :
12). Penggunaan hikmah dalam berdakwah sebagaimana dikehendaki Allah dalam
surat A Nahl: 125 berati keteranga (burhan) yang kuat dapat menimbulkan
keyakinan (Ali Sayis III: 56). Pengarang Al Manar memcoba memberikan suatu
definisi yang sederhana yaitu: ” Ilmu yang shahih yang akan menimbulkan
kehendak untuk berbuat yang bermanfaat, karena padanya terdapat pandangan dan
paham yang dalam tentang hukum – hukum dan rahasia persoalan” ( Al Manar III :
310).
Ta’rif yang disebutkan diatas ada kesejajarannya
dengan ta’rif filsafat yaitu ”cara berfikir menurut logika dengan sedalamnya
sampai kedasar persoalan” (E.I.). Dari penjelasan tersebut dapat di ambil
intsari bahwa falsafah tentang sesuatu berarti pengetahuan yang mendalam
tentang rahasia da tujuan dari sesuatu itu.
Dengan
memperhatikan keseluruhan uraian diatas dapat diambil rumusan sederhana tentang
Filsafat Hukum Islam yaitu: ”Pengetahuan tentang hakikat, rahasia dan tujuan
hukum Islam, baik yang menyagkut materinya maupun proses penetapannya”. Dari
rumusan tersebut Filsafat Hukum Islam mengandung dua hal pokok yaitu: hakikat
dan tujuan penetapan hukum Islam yang disebut Filsafat Tasyri dan hakikat dan
rahasia hukum Islam yang dissebut Filsafat Syariah
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Filsafat merupakan cinta yang sangat mendalam
terhadap kaarifan atau kebijakan, filsafat bukanlah ”hikmat” melainkan cinta
yang sangat mendalam terhadap hikmat. Maka filosof adalah orang yang mencintai
dan mencari hikmat danberusaha mendapatkanya. Filosof mengandung lima unsur
yaitu: universal, pandangan yang luas, cerdik, pandangan perenungan (meditatif,
spekulatif) dan mengetahui pelaksanaan pengetahuan tersebut atau pengetahuan yag
disertai dengan tindakan yang baik.
3.2
Saran
Sebagai umat manusia,
tidak akan pernah luput dari yang namanya salah, untuk itu kami (penulis) mohon
maaf apabila ada kesalahan baik dalam tulisan maupun dalam susunan.
Dan kami (penulis) mohon
juga kesedian para pembaca untuk sudi kiranya memberikan kritik dan saran, guna
dengan tujuan agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Drs.Uyoh Sadullah, M.Pd. Pengantar folsafat
pendidikan:CV Alfa Beta.
·
Fathi Ridwan min falsafati Al yasyri Al-islami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar