Laman

Jumat, 07 Februari 2014

Semester I- Pengertian Filsafat



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puja - puji syukur kehadirat Ilahi Robbi, yang telah memberikan Taufik, Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami (penulis) bias membuat resume dalam bentuk makalah dengan judul “Pengertian Filsafat”
Kidung – kidung pujian semoga tetap mengalir deras kepada sang revolusioner dunia yaitu pendobrak kebodohan, beliau Muhammad Ibnu Abdillah yang telah mengangkis kita semua dari alam jahiliyah menuju alam ilmiah seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Kami (penulis) berterima kasih kepada pihak yang ikut berperan dalam pembuatan makalah ini , dan kepada dosen pembimbing kami yaitu Moh. Kholil M.Fil.i, semoga makalah ini bermanfaat dan juga bias menjadi tatanan dalam kehidupan masyarakat khususnya bagi kami (penulis). Amien.

Pamekasan 6 September 2012



Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................... 1
1.3 Rumusan masalah............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat............................................................................ 3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 8
3.2 Saran................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 9

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang
Fenomena yang terjadi dikalangan masyarakat pada saat ini benar – benar harus kita perbaiki bersama, karena zaman telah berputar tidak lagi mengikuti pemikiran seperti biasanya, akan tetapi mengikuti arus yang semakin merajalela dan menjurumuskan manusia kedalam hal – hal yang tidak semestinya (tidak wajar) untuk itu perlu sebuah pemahaman kepada setiap individu dengan tujuan agar tercipta manusia yang sempurna yang bias memilih dan memilah antara yang baik dan yang benar.
Agar bias mendobrak kebobrokan itu, manusia memerlukan yang namanya “pengertian filsafat” karena dengan memahami dan mengkaji hal tersebut, perubahan akan terjadi sedikit demi sedikit dalam roda perputaran hidup manusia, maka kami (penulis) rasa sangatlah penting untuk mengkaji hal tersebut.


1.2    Rumusan masalah
            Adapun masalah yang akan menjadi bahasan dalam makalah ini yaitu Pengertian filsafat

1.3    Tujuan
            Adapaun tujuan dari pembuatan makalah ini dalam beberapa poin berikut ini:
a)      Menambah wawasan bagi kami khususnya
b)      Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah filsafat
c)      Bisa memperdalam apa itu pengertian filsafat
d)     Dibedakan antara filsafat dengan pandangan hidup
e)      Filsafat dipelajari secara akademis
f)       Filsafat dapat diartikan juga “Berfikir Reflektif”
g)      Filsafat adalah berfikir dengan sadar yang mengandung pengertian secara teliti dan teratur sesuai dengan aturan dan hokum


        BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Filsafat
            Kata ”filsafat” berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu dari kata ”philos” dan ”sophia”. Philos  artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi, artinya filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan dan kebijakan. Istilah filsafat sering dipergunakan secara populer dalam kehidupan sehari – hari, baik secara sadar  maupun tidak sadar. Dalam penggunaan secara populer, filsafat dapat di artikan sebagai suatu pendirian hidup (individu), dan dapat juga disebut sebagai suatu pandangan hidup (masyarakat). Secara populer misalnya kita sering mendengar : ”saya tidak suka terhadap filsafat anda tentang bisnis”, ”Pancasila merupakan satu –satunya falsafah hidup abangsa Indonesia”. Henderson (1959 : 16) mengemukakan : ” Populary philosophy means one’s general view of life of men, of ideals, and of values, in the sense everyone has a philosophy of life”.
            Di jerman dibedakan antara filsafat dengan pandangan hidup (weltanschaung). Filsafat diartikan sebagai suatu pandangan kritiss yang sangat mendalam sampai ke akar – akarnya. Dalam pengertian lain, filsafat diartikan sebagai interpretasi atau evaluasi terhadap apa yang penting atau apa yang berarti dalam kehidupan. Dipihak lainada yang beranggapan bahwa filsafat sebaga cara berfikir yang kompleks, suatu pandangan yang tidak memiliki kegunaan praktis. Adapula yang beranggapan, bahwa para filosof telang bertanggung jawab terhadap cita – cita dan kultur masyarakat tertentu. Seperti halnya  Karl Marx dan Federick Engels telah menciptakan komunisme. Thomas Jefferson dan John Stuart Mill telah mengembangkan suatu teori  yang dianut dalam masyarakat demokratis. John Dewey adalah peletat dasar kehidupan pragmatis di Amerika.
            Filsafat dapat dipelajari secara akademis, diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar – akarnya (radix) mengenai segala sesuatu yang ada (wujud). Philosophy means the attempt to conceive and present inclusive and systematic views of universe and man’s in it”. (Henderson, 1959 : 16). Demikian Henderson mengatakan. Filsafat mencoba mangajukan suatu konsep tentang alam semesta secara sistematis dan inklusif dimana manusia berada didalamnya. Oleh karena itu, filosof lebih sering menggunakan intelegensi yang tinggi dibandingkan dengan ahli sains dalam memecahkan maslah – masalah hidupnya.
            Filsafat dapat diartikan juga sebagai ”Berfikir reflektif dan kritis” ( reflektif and critical thinking ). Namun, Randall dan Buchler mengemukakan bahwa definisi tersebut tidak memuaskan karena beberapa alasan, yaitu: 1) tidak menunjukkan karakteristik yang berbeda antara berfikir da filosofi dengan fungsi – fungsi kebudayaan dan sejarah, 2) para ilmuwan juga berfikir reflektif dan kritis, padahal atara sains dan filsafat berbeda, 3) ahli hukum, ahli ekonomi, juga ibu rumah tangga sewaktu – waktu berfikir reflektif dan kritis, padahal mereka bukan filosofif atau ilmuwan.
            Dalam Al-Qur’an dan budaya Arab terdapat istilah ”hikmat” yang berarti arif atau bijak. Filsafat itu sendiri bukan hikmat, melainkan cinta yang sangat mendalam terhadap hikmat. Dengan pengertian tersebut, maka filosof adalah orang mencintai dan mencari hikmat dan berusaha mendapatkannya. Menurut Al-Syaibany (1979), hikmat mengandung kematangan pandangan dan pikiran yang jauh, pemahaman dan pengamatan yang tidak dapat dicapai oleh pengetahuan saja. Dengan hikmat filosof akan mengetahui pelaksanaan pengetahuan dan melaksanakannya.
            Selanjutnya Al-Syaibany mengemukakan bahwa hikmat yang dicintai oleh filosof dan selalu mencapainya mengandung 5 unsur, yaitu universal,pandangan yang luas, cerdik, pandangan perenungan (meditatif, spekulatif), dan mengetahui pelaksanaan pengetahuan yang disertai dengan tindakan yang baik. Jadi, filosof atau orang arif memiliki pandangan yang serba mungkin sebatas kemampuannya. Oleh sebab itu, ia memperhitungkan segala pandangan yang mungkin. Ia tidak akan puas dengan satu aspek atau satu pengalaman saja. Filosof akan memperhatikan semua aspek pengalaman manusia. Ia memiliki keistemewaan. Pandangannya luas sehingga memungkinkan ia melihat segala sesuatu secara menyeluruh, memperhitungkan tujua yang seharusnya. Ia akan melampaui batas – batas yang sempit dari perhatian yang khusus dan kepentingan individual.
            Harold Titus (1959) mengemukakan  pengertian filsafat dalam arti sempit maupun arti luas. Dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan dengan metedologi atau analisis bahasa secara logis dan analisis makna – makna. Filsafat diartikan sebagai ”science of science”, dimana tugas utamanya memberi analisis secara kritis terhadap asumsi – asumsi da konsep – konsep sains, mengadakan sistematika atau pengorganisasian pengetahuan. Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda – beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif, tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
            Pada bagian lain Harold Titus mengemukakan makna filsafat, yaitu:
(1)   Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta;
(2)   Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif, dan penelitian penalaran;
(3)   Filsafat adalah suatu perangkat masalah – masalah;
(4)   Filsafat adalah seperangkat teori dari sistem berfikir.
Berfisafat merupakan salah satu kegiatan manusia memilik peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini  manusia akan berusaha untuk mencapai kearifan dan kebijakan. Kearifan merupakan buah yang dihasilkan filsafat dari usaha mencapai hubungan – hubungan antara berbagai pengetahuan, dan menentukan implikasinya baik yang tersurat maupun tersirat dalam kehidupan.
Berfisafat berarti berfikir, tetapi tidak semua  berfikir dapat dikategorikan berfisafat. Berfikir yang dikategorikan berfisafat adalah apabila berfikir tersebut mengandung tiga ciri, yaitu radikal, sistematis, dan universal. Seperti dijelaskan oleh Sidi Gazalba (1973:43):
Berfikir radikal, berfikir sampai ke akar – akarnya, tidak tanggung – tanggung, sampai pada konsekuensi terakhir. Berfikir tidak separuh – separuh, tidak terhenti di jalan, tetapi sampai ke ujungnya. Berfikir sistematis ialah berfikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawanb dan saling hubungan yang teratur. Berfikir universal tidak berfikir khusus, yang hanya terbatas kepada kebagian – bagian tertentu, melainkan mecakup keseluruhan.
Berfilsafat adalah berfikir dengan sadar, yang mengandung pengertian secara teliti dan teratur, sesuai dengan aturan dan hukum – hukum berpikir yang berlaku. Berfikir filosofi harus dapat menyerap secara keseluruhan apa yang ada pada alam semesta, tidak sepotong-sepotong.
Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berfikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebikajan dan kearifan. Filsatat berusaha merenungkan dan membuat garis besar dari masalah – masalah dan peristiwa – peristiwa yang pelik dari pengalaman ummat manusia. Dengan kata lain filsafat sampai merangkum (sinopsis) tentag pokok – pokok yang ditelaahnya.
Kata – kata filsafat atau falsafat menjadi bahasa indonesia yang terpakai melalui bahasa Arab. Kata filsafat  itu menjadi bahasa Arab yang baku pada masa keemasan kebudayaan islam sesudah ilmu pengetahuan dan budaya Yunani masuk kedalam dunia Islam. Oleh karena itu kata filsafat belum dikenal pada waktu Nabi masih hidup. Itulah sebabnya kata tersebut tidak terdapat dalam Al Qur’an maupun dalam sunnah. Tidak terdapatnya kata filsafat dalam dua sumber itu tidaklah berarti bahwa Al Qur’an dan sunnah tidak mengenal apa yang dimaksud filsafat itu. Dalam kedua sumber itu dikenal kata lain yang sama maksudnya dengan itu yaitu hikmah.
Kata filsafat secara etimologis bersal dari rangkain kata philein yang berarti cinta dan sophos yang berarti hikmah. Dengan demikian filsafat berarti cinta hikmah.
Kata hikmah  yang terdapat dalam artian etimologis dari filsafat cukup populer dikalangan Arab. Kata hikmah itu terdapat dalam 20 ayat Al Qur’an. 10 Ayat menempatkan kata hikmah beriringan langsung sesudah kata al-Kitab (Al Qur’an) yang berarti Al Qur’an memberikan kedudukan yang tinggi kepada hikmah.
Para ahli memahami hikmah itu sebagai ”paham yang mendalam tentang agama”. Hikmah itu pulalah yang diberikan Allah kepada filosof yang bernama luqman. (Luqman : 12). Penggunaan hikmah dalam berdakwah sebagaimana dikehendaki Allah dalam surat A Nahl: 125 berati keteranga (burhan) yang kuat dapat menimbulkan keyakinan (Ali Sayis III: 56). Pengarang Al Manar memcoba memberikan suatu definisi yang sederhana yaitu: ” Ilmu yang shahih yang akan menimbulkan kehendak untuk berbuat yang bermanfaat, karena padanya terdapat pandangan dan paham yang dalam tentang hukum – hukum dan rahasia persoalan” ( Al Manar III : 310).
Ta’rif yang disebutkan diatas ada kesejajarannya dengan ta’rif filsafat yaitu ”cara berfikir menurut logika dengan sedalamnya sampai kedasar persoalan” (E.I.). Dari penjelasan tersebut dapat di ambil intsari bahwa falsafah tentang sesuatu berarti pengetahuan yang mendalam tentang rahasia da tujuan dari sesuatu itu.
            Dengan memperhatikan keseluruhan uraian diatas dapat diambil rumusan sederhana tentang Filsafat Hukum Islam yaitu: ”Pengetahuan tentang hakikat, rahasia dan tujuan hukum Islam, baik yang menyagkut materinya maupun proses penetapannya”. Dari rumusan tersebut Filsafat Hukum Islam mengandung dua hal pokok yaitu: hakikat dan tujuan penetapan hukum Islam yang disebut Filsafat Tasyri dan hakikat dan rahasia hukum Islam yang dissebut Filsafat Syariah


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
 Filsafat merupakan cinta yang sangat mendalam terhadap kaarifan atau kebijakan, filsafat bukanlah ”hikmat” melainkan cinta yang sangat mendalam terhadap hikmat. Maka filosof adalah orang yang mencintai dan mencari hikmat danberusaha mendapatkanya. Filosof mengandung lima unsur yaitu: universal, pandangan yang luas, cerdik, pandangan perenungan (meditatif, spekulatif) dan mengetahui pelaksanaan pengetahuan tersebut atau pengetahuan yag disertai dengan tindakan yang baik.

3.2    Saran
Sebagai umat manusia, tidak akan pernah luput dari yang namanya salah, untuk itu kami (penulis) mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam tulisan maupun dalam susunan.
Dan kami (penulis) mohon juga kesedian para pembaca untuk sudi kiranya memberikan kritik dan saran, guna dengan tujuan agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah berikutnya.
    

DAFTAR PUSTAKA
·         Drs.Uyoh Sadullah, M.Pd. Pengantar folsafat pendidikan:CV Alfa Beta.
·         Fathi Ridwan min falsafati Al yasyri Al-islami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar